(Refleksi Mata Kuliah Filsafat Ilmu Tanggal 10
September 2012
Diampu Oleh Dr. Marsigit, M.A)
Diampu Oleh Dr. Marsigit, M.A)
Kata filsafat sering diartikan menjadi cara
berpikir atau alam pikiran. Orang yang mau berpikir sering disebut orang yang
berfilsafat. Berfilsafat
adalah suatu aktivitas yang menggunakan potensi akal seluas-luasnya dan
sebebas-bebasnya tanpa dibatasi ruang dan waktu dalam mengungkap hakikat suatu kebenaran.
Artinya, hasil pemikiran yang didapat dijadikan dasar bagi pemikiran
selanjutnya.
“Cogito
ergo sum artinya aku berpikir maka aku ada" sebuah ungkapan yang
diutarakan oleh Decrates, maksud kalimat ini membuktikan bahwa satu-satunya hal
yang pasti di dunia ini adalah keberadaan seseorang sendiri. Keberadaan ini
bisa dibuktikan dengan fakta bahwa seseorang bisa berpikir sendiri.
Implementasinya
dalam pembelajaran, guru belum menyebabkan siswa itu berpikir berarti guru di kelas belum
menyebabkan siswa itu ada. Guru yang baik harus dapat
mengembangkan potensi diri yang ada pada siswa dengan begitu siswa dapat berpikir,
dengan membuat siswa itu berpikir berarti siswa itu ada. Jika guru tidak dapat membuat siswanya berpikir berarti menyebabkan siswa itu tidak ada dan ini berarti guru tidak sopan santun terhadap siswa. Menurut pepatah
Jawa, Sopan santun adalah ilmu yang paling tinggi. Berfilsafat sebenarnya
adalah sopan santun terhadap ruang dan waktu, dalam kehidupan sopan santun
adalah sebagai keseimbangan dalam hidup.
Pertanyaan :
1.
Mengapa manusia perlu berpikir filsafat?
2. Bagaimana cara manusia berpikir
filsafat?
3. Sebenar-benarnya berpikir filsafat itu seperti apa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar