ADAB
FILSAFAT
Pada hari Senin, 30 Juli 2012 perkuliahan
Filsafat Ilmu dimulai pukul 07.30 WIB, hari itu saya terlambat 3 menit sampai
di ruang perkuliahan. Seperti biasa sebelum mulai perkuliahan diawali dengan
berdo’a terlebih dahulu. Perkuliahan pada pertemuan ini agak sedikit berbeda karena
ada 2 orang mahasiswi S1 pendidikan matematika mengikuti perkuliahan Filsafat
Ilmu. Materi pada pertemuan ke-3 ini merefleksikan hasil refleksi kuliah
pertemuan ke-2, tanya jawab.
Hidup itu dalam rangka ber sirotol
mustakim, kalau kita jabarkan di dalamnya (di dunia) ternyata hidup dari jauh
terlihat lurus tetapi tenyata berkelok-kelok, berputar-putar. Hidup itu sebuah garis lurus dan
spiral, karena mempunyai tak hingga aspek.
Adab berikutnya adalah panyakit
filsafat. Penyakit filsafat antara lain parsial, tidak komprehensif, terputus,
tidak ada penjelasan, salah paham dalam arti sedalam-dalamnya seluas-luasnya
(hati, pikiran , badan), hidup yang linear, monoton, homogen, dan lainnya).
Kesimpulannya hidup itu kontradiksi. Agar kita terbebas dari penyakit filsafat
kita harus sopan terhadap ruang dan waktu, karena sopan santun itu adalah
ilmunya.
Filsafat itu adalah refleksi diri,
sampai akhir kita akan berbicara adab karena filsafat itu tidak lain tidak
bukan adalah adab.
Kesimpulan
tanya jawab :
1. Filsafat dalam kacamata Islam, bahwa
yang tertinggi adalah spiritualism.
2. Tidak ada cara untuk memahami filsafat
secara komprehensif, tetapi cara yang efektif adalah kontradiktif menerjemahkan
dan diterjemahkan, artinya berfilsafat dalam rangka untuk membangun hidup.
3. Memahami diri kita secara utuh
antara hati dan pikiran dengan cara hermeneutika/menerjemahkan dan
diterjemahkan
4. Filsafat yang beraturan dan tidak
beraturan? Filsafat itu memahami aturan, tidak teratur karena keterbatasan
manusia. Menurut Immanuael Kant ada 2 aturan di dunia ini yaitu identitas dan
kontradiksi.
5. Manusia begitu sulit untuk melihat dirinya karena ego. Ego
itu satu sifat, sifat pada diri manusia itu unlimited (tak terbatas). Untuk menghilangkan sifat ego dan meningkatkan kemampuan untuk
melihat dirinya dapat dilatih dengan melakukan refleksi.
6. Dosa pertama dan dosa terbesar itu
sombong.
Kreatif
dalam berfilsafat, hati-hati bagi orang-orang yang belum purna belajar
berfilsafat jangan sembarang di omong. Ada semacam yang menggoda,
pertanyaannya:
(MARI
BERISTIGFAR TERLEBIH DAHULU, MUDAH-MUDAHAN ALLAH SWT MENGAMPUNI KITA)
Bisakah
tuhan menciptakan batu yang sangat besar sehingga dia sendiri tidak mampu
mengangkatnya?
Jawabannya,
menjawab bisa itu tidak penting dan menjawab tidak bisa juga tidak penting,
yang penting adalah penjelasannya, itulah filsafat. (Sama seperti pertanyaan
ayam dengan telur duluan mana).
7. Bagaimana kita mempelajari filsafat
dulu atau ilmu dulu? Jadi belajar filsafat itu adalah bisa berangkat dari mana
saja, kapan saja, oleh siapa saja dan dimulai dari apa saja.
8. Filsafat sebagai ilmu itu adalah
caranya, filsafat dalam arti untuk diri sendiri itu adalah hakikinya. Kita
setiap hari itu filsafat itu hakikinya, artinya orang tidak mengaku
berfilsafat sebetulnya itu berfilsafat.
Kita tidak sadar pun berfilsafat. Filsafat itu meliputi yang ada dan yang
mungkin ada. Ilmunya itu adalah metodenya.
9. Manfaat filsafat ilmu dalam
pendidikan matematika adalah merefleksikan apa yang ada dan yang mungkin ada di
dalam pendidikkan matematika. Yang merefleksikan adalah guru.
10. Kebenaran matematika dilihat dari
sudut filsafat adalah matematika sendiri itu filsafat.
11. Kontradiksi di dalam filsafat
berbeda dengan kontradiksi dalam matematika, karena matematika yang penting
konsisten, maka kontradiksi dalam marematika adalah tidak konsisten. Sedangkan
dalam filsafat kontradiksi itu adalah selain hukum identitas.
12. Tarekoh itu metode/epistemologi cara
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
13. Istilah-istilah filsafat dalam elegi
dapat di pahami setelah membaca elegi-elegi yang lain.
14. Ketika mempelajari filsafat pastilah
kita mengalami kebingungan, pada hal filsafat itu adalah diri kita sendiri oleh
karena itu berarti kita bingung terhadap diri kita sendiri? Yang baik adalah
bersyukur bahwa kita bingung, karena bingung di dalam pikiran itu adalah ilmu.
Tapi jangan sekali-kali kita bingung di dalam hati, karena sebuah kebingungan
di dalam hati adalah seekor setan.
15. Seseorang dikatakan berhasil
mempelajari filsafat kalau dia telah mampu membangun dunia.
16. Banyaknya aliran filsafat sejumlah
orang yang memikirkannya.
17. Setinggi-tingginya orang berfilsafat
sekedar hanya untuk menjadi saksi.
18. Sejarah filsafat berkembang di
yunani, setelah berkembang di yunani filsafat masuk era jaman gelap yaitu
dimana agama gereja menguasai kebenaran, kemudian ada perang salib sehingga
dokumen-dokumen filsafat jaman yunani yang ada di eropa itu musnah kemudian di
selamatkan oleh orang-orang islam. Kemudian pada perang berikutnya orang islam yang
kalah diambil dokumen-dokumen itu. Dokumen yang di ambil itu dipakai untuk
menyelamatkan filsafat dari jaman gelap. Jadi orang islam berjasa menyelamatkan
dokumen filsafat yunani, maka di munculkan kembali filsafat yunani. Muncul tokoh-tokoh
filsuf islam yaitu Ibnu Sina, Imam Ghozali dan lain-lain yang di payungi spiritual
islam.
Perkuliahan diakhiri dengan beristigfar
dan berdo’a.
Pertanyaan
:
1. Mengapa dalam pembahasan filsafat sering
menggunakan istilah-istilah identitas, kontradiksi, tesis, anti tesis? Apakah memang
harus seperti itu?
2. Bagaimana cara mengetahui bahwa kita
tidak sedang terkena penyakit filsafat?
3. Sopan santun dalam berfilsafat itu seperti
apa?
4. Pada pembahasan sebelumnya “Orang-orang
yang belum purna belajar berfilsafat jangan sembarang di omong”.
Apakah
dalam mempelajari filsafat ada tingkatan-tingkatannya sehingga tidak semua orang
bisa ngomong (berfilsafat)?
5. Sejarah filsafat dari jaman gelap itu
seperti apa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar